Denpasar

Denpasar Ibu Kota Bali Yang Menjadi Pusat Bisnis Perekonomian

Denpasar adalah kota yang menjadi pusat bisnis, dan perekonomian sekaligus menjadi Ibu Kota di Provinsi Bali, Indonesia. Kota ini termasuk dalam kategori kota terbesar di Kepulauan Nusa Tenggara, dan juga di wilayah Indonesia Timur. Yang menjadi faktor kota ini menjadi pusat kegiatan bisnis, yaitu dari pertumbuhan industri pariwisatanya. Kota ini juga ditetapkan sebagai daerah yang mempunyai pendapatan per kapita, dan tingginya pertumbuhan di provinsi Bali. Ada 3 kota yang dipersiapkan oleh pemerintah sebagai kota metropolitan baru yaitu, Medan, Denpasar, dan juga Makassar. Nama Denpasar bersumber dari kata Den (Utara), dan Pasar yang artinya Utara Pasar. Istilah ini memiliki arti, asal kota sebagai kota pasar yang saat ini disebut Pasar Kumbasari bagian utara kota modern.

AWAL MULA SEJARAH TERBENTUKNYA KOTA DENPASAR

Pada awalnya kota ini merupakan sebuah taman, akan tetapi tidak seperti taman pada umumnya. Karenanya taman ini adalah tempat kesayangan dari Raja Badung, dan juga Ki Jambe Ksatrya. Pada saat itu Ki Jambe menetap di Puri Jambe Ksatrya, yang kini nama nya berganti menjadi Pasar kesatria. Tempat ini cukup unik karena tersedia tempat khusus, yang menjadi area untuk bermain adu ayam tajen. Ki Jambe memiliki hobi bermain adu ayam, maka tidak heran mereka mengajak raja yang lain di Bali untuk bermain adu ayam di taman itu. Dulunya wilayah ini adalah bagian dari Kerajaan badung, yaitu sebuah Kerajaan Hindu Majapahit yang sudah ada sejak abad 18-19. Tetapi karena Perang Puputan Badung tahun 1906, kerajaan ini menjadi tunduk kepada Belanda.

Sesudah Indonesia merdeka menurut Undang-undang No 69 tahun 1958, kota Denpasar resmi menjadi ibu kota dari Kabupaten Badung. Setelah itu menurut keputusan Menteri Dalam Negeri tahun 1960, kota Denpasar juga menjadi ibu kota Provinsi Bali. Menurut Peraturan Pemerintah tahun 1978, kota ini menjadi Kota Administratif Denpasar. Berjalannya waktu dengan potensi, dan juga kemampuan wilayah ini dalam melaksanakan otonomi daerah di tahun 1992. Kota ini juga memiliki status sebagai Kotamadya, yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri di tahun 1992. Untuk perkembangan penduduk per tahun 2000-2010 sekitar 4%, dengan prediksi penduduk laki laki lebih banyak 4.57% dari pada wanita.

Denpasar Ibu Kota Bali Yang Menjadi Pusat Bisnis Perekonomian
Denpasar Ibu Kota Bali Yang Menjadi Pusat Bisnis Perekonomian

SEKILAS KLARIFIKASI TENTANG SUKU ETNIS, AGAMA, DAN BUDAYA DI IBU KOTA BALI

Untuk Provinsi Bali bisa disebut sebagai rumah etnis Bali, dan juga Bali Aga termasuk juga pada kota ini. Kota Denpasar ditempati oleh masyarakat yang berasal dari berbagai suku, dan menurut sensus penduduk tahun 2010 ternyata sebagian besar penduduk nya dari suku Bali. Adapun suku lain yaitu suku Jawa, Madura, Flores, Melayu, Batak, hingga beberapa suku lainnya. Hampir sebagian penduduk Bali mayoritas beragama Hindu, tetapi ada juga yang beragama Islam, dan juga Kristen. Untuk selain suku Bali umumnya, beragama Islam dan untuk suku Flores, Batak menganut agama Kristen. Seni maupun budaya di kota ini dalam garis besar, tidak berbeda dengan budaya Bali umumnya meski banyak perpaduan terhadap budaya lainnya. Penduduk kota Denpasar ini masih memegang erat peran Adat, termasuk dengan nilai, norma dan juga perilaku. Tetapi dengan berjalannya waktu, ada juga berbagai aturan yang dilanggar seperti perihal Gender dan juga Pewarisan.

BEBERAPA JENIS DAN NAMA PAKAIAN ADAT KOTA DENPASAR

 1. Kebaya Bali

Pakaian adat bernama Kebaya Bali ini, biasanya dipakai oleh para wanita Bali, Terbuat dari beberapa jenis bahan, namun dengan menambahkan bahan renda akan memberikan penampilan favorit wanita Bali. Pada umumnya sebelum menggunakan kebaya ini, mereka pertama mengenakan korset dan biasanya korset ini dipakai oleh wanita Bali yang lebih tua dengan warna yang mencolok.

 2. Baju Safari

Untuk para pria Bali, memakai baju safari ini sangat penting karena memiliki makna yang dalam. Saat para pria menggunakan baju ini artinya, mereka harus menjaga kebersihan, kerapian, dan juga perilaku yang sopan. Baju ini menyerupai kemeja, dengan warna putih memiliki kerah dan kancing serta kantong pada bagian dada. Dengan warna putih bersih dari baju ini, melambangkan kesucian dan juga sakral. Baju ini mereka gunakan biasanya, saat menghadiri acara adat atau juga keagamaan.

 3. Kain Kamen

Kain kamen adalah kain khusus yang digunakan untuk pria dan wanita Bali, untuk menutupi bagian bawah tubuh mereka. Untuk bentuknya serupa dengan sarung, tetapi kamen mempunyai motif persegi dan corak yang mencolok. Pria Bali memakai kain ini dari pinggang hingga mata kaki, dengan arti pria itu harus bisa memegang dharma atau kebenaran. Para wanita Bali jika ingin menggunakan kain ini biasanya disertai dengan korset, yang merupakan simbol dari rahim.

 4. Udeng Kepala

Udeng biasanya dipakai oleh pria Bali untuk acara adat. Perlengkapan yang satu ini bukan hanya sebagai penutup kepala, tetapi digunakan dalam acara agama baik pria Bali dewasa maupun anak anak. Untuk penggunaanya tanpa terkecuali, bisa kepada orang kaya, orang kelas menengah, dan juga kelas bawah. Ada dua jenis udeng yang memiliki arti, untuk udeng polos biasanya dipakai dalam acara agama, jika udeng berwarna atau bercorak dipakai untuk sehari hari.

 5. Saput

Kain saput adalah kain bawahan dengan motif kotak kotak, yang dipakai sebagai lapisan atas kain kamen. Untuk cara pemakaiannya setelah kain kamen, lalu lilitkan kain saput berlawanan dengan arah jarum jam. Kain ini dipakai biasanya saat hadir dalam acara, keagamaan atau pernikahan dengan campuran warna hitam putih. Makna dari warna hitam putih ini yaitu, baik dan buruk, panjang dan pendek, utara dan selatan, dan lainnya.

 6. Sabuk Prada

Sabuk prada ini umumnya dipakai oleh wanita Bali, dan dipakai bersama kebaya yang dikombinasikan dengan kain kamen. Dengan motif khas Bali, dan warna yang terang sehingga sabuk ini mempunyai arti khusus untuk melindungi tubuh wanita terutama rahimnya. Sabuk ini digunakan agar kain kamen tidak mudah terlepas, selain itu memakai sabuk prada ini juga membuat wanita semakin anggun.

 7. Payas Agung

Payas agung salah satu busana tradisional penduduk Bali, dan biasanya digunakan saat upacara pernikahan atau potong gigi. Busana ini terlihat sangat mewah dan spesial maka dari itu tidak disarankan dipakai untuk berbagai aktivitas. Pakaian ini dikenakan bersama mahkota yang tinggi, dan warna kain yang beragam untuk pengantin wanita. Untuk pengantin wanita, mengenakan tapih dililit dari dada sampai jari kaki. Dan kainnya dilapisi dengan kemben juga kamen prada sampai menutupi mata kaki.

 8. Payas Madya

Untuk payas madya punya ciri khas yang lebih santai, berbeda dengan payas agung. Karena itu untuk busana ini bisa digunakan, dalam kegiatan sehari hari dan memiliki arti menengah. Pakaian ini benar sederhana, tidak perlu aksesoris terlalu banyak seperti payas agung dan biasanya dikenakan saat acara ritual agama dan pesat adat.

 9. Payas Alit

Untuk pakaian adat kali ini memang sangat sederhana, sehingga cocok dipakai sehari hari berbeda dengan payas sebelumnya. Arti dari kata Alit adalah kecil, dengan makna yang sederhana atau tingkatan paling kecil. Biasanya pria Bali mengenakan pakaian ini saat ingin ibadah di pura.

TEMPAT WISATA YANG PALING POPULER DI DENPASAR, BALI

  • Kawasan Seminyak
  • Pantai Sanur
  • Kawasan Wisata Tanah Lot
  • Monumen Bajra Sandhi
  • Pasar Shindu
  • Pasar Badung
  • Pasar Seni Kumbasari
  • Transmart Carrefour Denpasar
  • Hardy’s Sanur
  • Pulau Serangan
  • Museum Bali
  • Museum Bung Karno
  • Museum Sidik Jari
  • Museum Le Mayeur
  • Putrawan Museum of Tribal Art
  • Museum Lata Mahosadhi
  • Pura Agung Jagatnatha
  • Taman werdhi Budaya Art Center
  • Mangrove Broadwalk Denpasar

Baca Juga : Jade Vine Tumbuhan Endemik & Langkah Dari Hutan Tropis Filipina